Menyoal Pendidikan menuju Indonesia Emas

  • Aug 08, 2024
  • Rastono Sumardi
  • Artikel

BONUA SASTRA BANGGAI - Indonesia Emas, adalah spirit dan cita – cita dimana Indonesia menjadi negara maju dan sejahtera.  Mewujudkan Indonesia Emas tidak terlepas dari Sumber Daya Manusianya. Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan produktif adalah hal penting dalam menuju Indonesia Emas. Pendidikan memiliki peranan penting dalam nyiapkan SDM yang berkualitas dan produktif menuju Indoenesia Emas.

Persoalannya, Bagaimana Pendidikan mampu menyiapkan SDM yang berkualitas dan Produktif itu?

Pembahasan soal ini tentu bukan hal mudah perlu banyak pakar merumuskan mereformasi pendidikan yang benar benar efektif sesuai tujuannya menciptakan SDM Indonesia yang berkualitas dan produktif.

Berbicara soal Pendidikan tidak terlepas dari Tiga Ranah yang menjadi satu kesatuan yaitu Afektif (olahrasa), Kognitif  (olah pikir) dan Psikomotorik (ketrampilan fisik/otot rangka). Ketiga ranah ini harus berkembang secara optimal secara utuh dalam proses pendidikan.

 

Terus apa yang menjadi persoalan sekarang ?

Tentu masih banyak masalah dan hasil dari proses pendidikan masih banyak menuai kritik dari masyarakat karena masih di nilai tidak efektif dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Masalahnya dimana ya?

Yuk kita bedah beberapa faktor :

  1. Permasalahan Kurikulum

Apa saja yang menjadi permasalahan kurikulum ?

Sampai saat ini rasanya Indonesia belum memiliki kurikulum yang benar benar jitu. Berganti ganti kurikulum belum menunjukkan lompatan kualitasa lulusan pendidikan, yang terjadinya hanya semakin membingungkan para guru dan menyita banyak waktu belajar kembali dan mengujicoba cara baru butuh waktu lama bahkan dalam kurun 5 tahun sampai ganti memberi hanya sebagaian guru yang benar benar paham implementasi kurikulum yang terbaru dan jika ganti menteri potensi kurikulum akan di desain kembali dan guru akan kembali belajar desain kurikulum baru lagi terus begitu dan akhirnya kurikulum tidak pernah tuntas di implementasikan dan buahnya adalah hasil lulusan korban percobaan kurikulum dan out pendidikan belum terasa lompatan nya terutama soal kualitasnya.

 

Seharusnya, kurikulum harus menjadi riset yang matang oleh tim yang profesioal  yang mampu adaptif dalam segala tantangan zaman. Dan setiap ganti menteri tidak perlu ganti kurikulum tapi meningkatkan kualitas implementasi kurikulum yang sudah matang dan di tetapkan untuk jangka waktu paling kurang 20 tahun kedepan,  Ingat Kurikulum adalah hasil reset yang matang dan panjang, bukan jadi  produk politik sebuah rezim. Bukan ganti rezim ganti kurikulum. 

 

  1. Permasalah Pendidik

Pendidik menjadi faktor eksekutor dalam menyukseskan kebijakan  pendidikan terutama implementasi kurikulum. Untuk melahirkan standar kompetensi lulusan yang diharapan dan di cita-citakan.  Apakah kondisi guru saat ini sudah ideal atau mendekati ideal sebagai motor utama dalam pendidikan kita ? . Kondisi ideal dapat di lihat dari beberapa faktor, antaranya :

           a. Ketersedian Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Apakah guru sudah tersedia sesuai SPM Pendidikan? 

Hal ini dapat di lihat dari rasio guru dan siswa , rasio guru dengan rombongan belajar.

Apakah masih ada 1 orang memegang tanggung jawab mengajar melebih batas optimalnya?

Masilnya 1 guru SD terpaksa mengajar 2 rombongan belajar atau 2 kelas karena terpaksa dilakukan disebabkan tidak adanya guru yang cukup di sekolah tersebut.

Apakah guru terpaksa harus mengajar dengan jumlah peserta didik yang melebihi batas optimal dalam satu kelas ? misal guru mengajar 40 siswa dalam satu kelas, tentu ini tidak akan efektif. Atau guru mengajar hingga 45 Jam perminggu tentu melebihi batas optimal kemapuan seorang guru. Guru juga manusia memiliki keterbatasan. Maka beban harus sesuai dengan kondisi yang optimal itulah sebabnya di dunia pendidikan memiliki Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan umumnya pemerintah daerah kurang memberi jaminan terlaksananya SPM pendidikan terutama dukungan kebijakan dan anggaran pendidikan.  Memajukan pendidikan lebih dari sekedar pembangunan infrastruktur atau proyek proyek pembangunan fisik saja tapi pembangunan yang bersifat non fisik juga tidak kalah pentingnya untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas.

b. Kualifikasi dan Kompetensi

Belum lagi soal Kualifikasi Pendidikan dan Kompentensi Pendidik yang masih jauh dari kata ideal, maka perlu mendapat perhatian juga dalam pembangunan pendidikan yang harus dilakukan atau pengembangan profesi berkelanjutan.

 

  1. Permasalah Sarana dan Prasarana

Daya dukung sarana prasarana pendidikan juga menjadi katalisator pencapaian tujuan pendidikan.  Sarana dan prasarana setidak mencipatan lingkungan pendidikan yang nyaman, meyehatkan  dan menyenangkan. Bagaimana mungkin bisa belajar nyaman jika atap bocor,  dinding sekolah retak-retak, plafond melambai-lambai, lantai kelas berdebu. Oh kasian apalagi jika ada gempa resiko keselamatan peserta didik terancam karena kondisi bangunan yang sudah reyok.  Kondisi gedung sekolah seperti ini masih banyak dijumpai di sekitar kita.  Dan anak anak kita belajar dalam kondisi was-was dan tidak nyaman.

Bukan hanya soal gedung saja, bahwa alat peraga dan alat praktik juga sangat diperlukan untuk meningkatkan pemahaman yang mendalam soal ilmu pengetahuan agar belajar tidak seperti di dunia hayalan saja.

  1. Pembiayaan Pendidikan

Saat ini biaya pendidikan banyak yang gratis dengan adanya dana BOS atau BOSP saat ini terutama di sekolah negeri. Tapi sayangnya di sekolah yang gratis ini kualitas pendidikan tampak kurang berkualitas.  Sekolah swasta yang menawarkan pendidikan berkualitas namun biaya mahal.  Tugas pemerintah menjamin sekolah gratis namun berkualitas. Apalah artinya gratis tapi tidak berkualitas sebagai kondisi yang terpaksa. Mau kemana lagi.

Pemerintah mestinya tidak hanya menjamin gratis di tingkat pendidikan dasar namun hingga perguruan tinggi sekurang kurangnya sampau D3.  Pendidikan diploma harus mampu menyiapkan tenaga trampil tingkat menengah yang siap kerja.

Pendidikan S1, S2 dan S3 Gratis bagi anak indonesia yang memiliki bakat istimewa melalui seleksi atau portofolio prestasi yang dicapai.  Di siapkan menjadi tenaga tenaga ahli untuk menopang percepatan pembangunan dalam berbagai sektor. Program ini mestinya ada pada  semua tingakat pemerintahan, dari Pusat sampai daerah dan didukung oleh regulasi secara nasional.

Banyak anak orang miskin namun memiliki kemampuan yang luarbiasa dapat berjuang di jalur beasiswa prestasi ini.

 

  1. Relevan dan Adaptif

Pendidikan harus relevan dengan desain pembangunan indoesia terutama pada soal produk dan jasa yang menjadi unggulan dan strategis. Pendidikan juga mempu membangung lulusan yang adaptif. Kemampuan literasi, numerasi dan komputerisasi menjadi modal agar memiliki kemampuan adaptasi yang baik.

Tulisan ini tentu hanya secuil gagasan untuk menjawab kekegisahan batin dalam membaca kodisi pendidikan. Karena penulis bukan pakar pendidkan, namun berlatar belakang pendidikan guru dengan segala keterbatasannya.

Jika ada yang kurang pas dalam pandangan pembaca, mohon permakluman jika ada yang dapat dipetik semoga memberi manfaat.

 

Penulis : Rastono Sumardi, S.Pd, ME

Sekretaris Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian

Kabupaten Banggai