Ketika Rakyat Sudah Marah

  • Aug 07, 2024
  • Rastono Sumardi
  • Catatan Bangros, Artikel

Ketika rakyat sudah marah, tidak ada yang bisa menghalangi gelombang kemarahan itu. Jangan pernah abaikan tuntutan rakyat.  Apalagi sampai membuat aspirasi rakyat tidak didengar. Sejarah telah berulang kali menunjukkan bahwa ketika rakyat sudah mencapai titik puncak kemarahan, kekuatan apapun bisa dihancurkan.

Lihat saja apa yang terjadi di Bangladesh. Perdana Menteri Sheikh Hasina, seorang pemimpin yang telah berkuasa selama 15 tahun, akhirnya harus mundur dan harus ngacir  ke India pada 5 Agustus 2024. Kenapa? Karena rakyat sudah tidak bisa lagi menahan kemarahan. Apa yang awalnya hanya protes menuntut reformasi kuota pegawai negeri sipil (PNS), berubah menjadi kekerasan dan tantangan yang lebih luas terhadap kekuasaannya. Kerusuhan ini tidak hanya memicu ketegangan, tetapi juga mengakibatkan hampir 300 nyawa melayang. Ini nyawa manusia wak, bukan nyawa kodok. Ini bukan sekadar angka, ini adalah nyawa manusia yang berharga.

Setelah pengunduran dirinya, Panglima Militer Bangladesh, Jenderal Waker-uz-Zaman, berjanji akan memulihkan ketertiban. Ia akan menyelidiki tindakan keras terhadap demonstran. Tapi, apakah janji ini akan cukup untuk meredakan amarah rakyat? Tidak ada yang bisa menjamin. Karena ketika rakyat sudah marah, janji-janji kosong tidak akan mempan. Yang dibutuhkan adalah tindakan nyata, perubahan nyata, yang bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.

Peristiwa di Bangladesh ini adalah contoh nyata dari kekuatan rakyat yang tidak boleh diremehkan. Pemerintah, dimanapun itu, harus sadar bahwa kekuasaan mereka bukanlah milik pribadi. Kekuasaan itu adalah amanah dari rakyat yang harus dijaga dan digunakan untuk kebaikan bersama. Ketika rakyat sudah marah, tidak ada yang bisa menghalangi mereka. Ketika kemarahan itu memuncak, perubahan besar tidak bisa dihindari.

Sebuah Puisi

Ketika rakyat sudah marah,  
Laksana badai menggulung semesta,  
Mengguncang bumi dengan gemuruh kata,  
Tiada daya yang mampu meredam amarah.

Dalam malam yang pekat nan kelam,  
Teriakan mereka menggema,  
Menuntut keadilan yang lama terbenam,  
Meminta hak yang telah lama dipendam.

Kau dengar gemuruh di jalan raya?  
Itu bukan sekadar suara,  
Itu adalah jeritan jiwa,  
Yang lama terhimpit oleh dusta.

Rakyat sudah tak lagi bisa diam,  
Ketidakadilan membuat mereka geram,  
Tuntutan perubahan kini bergema,  
Menggetarkan hati para penguasa.

Wahai pemimpin, sadarlah segera,  
Kemarahan ini tak bisa kau abaikan,  
Janji-janji kosong tak lagi bermakna,  
Hanya tindakan nyata yang akan menyelamatkan.

Karena ketika rakyat sudah marah,  
Tak ada tembok yang cukup kokoh,  
Tak ada tirai yang cukup tebal,  
Untuk menahan gelombang perubahan yang datang.

Rakyat adalah kekuatan,  
Yang tak boleh diremehkan,  
Ketika mereka bersatu dalam amarah,  
Perubahan pasti akan terwujud nyata.

#camanewak